Oleh: Hana Nur Agustine
(Siswi PKBM Darus Sa'adah Pekanbaru)
SUNGGUH
perintah dari ayat al-Quran yang turun pertama
kali, iqra menyiratkan makna luar
biasa untuk kita paham apa sebenarnya yang diagendakan Allah Swt. Bagi kaum
Muslim kelak. Rasa pesimis dan keterpurukan kaum Muslimin saat ini bukan
semata-mata agenda Allah Swt, melainkan karena banyak kaum Muslim yang luput
membaca (iqra) tanda-tanda zaman yang telah berubah dari generasi ke
kegenerasi. Kaum Muslim harus bergerak untuk memperbaiki masa depannya sendiri
seperti yang telah diungkapkan al-Quran serta prediksi-predikasi Rasulullah saw.
Ghirah
atau semangat untuk memperoleh
kepahaman ini mestilah dialirkan kepada generasi yang lebih muda. Bangsa yahudi
telah memahami ini sehingga yang paling telak dihancurkan oleh mereka adalah
pola pikir, semangat,serta ilmu generasi muda Muslim baik disadari ataupun
tidak. Kebangkitan generasi Islam adalah sebuah ancaman bagi yahudi maupun
bangsa Barat pada umumnya karena mereka menyadari betapa dahsyatnya Islam kalau penganutnya sudah paham dan
memiliki kesepahaman yang sama serta utuh!.
Masa
muda memang masa yang sangat bernilai, tidak terganti dan tidak akan terulang.
Segala potensi, minat, bakat, kemauan, dan kemampuan terkumpul di dalamnya.
Bahkan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pada masa ini seorang manusia
mulai mengawali kehidupan yang sebenarnya.
Kaum
muda Muslim memang harus memiliki kesepahaman bahwa Islam bukan sekedar
simbol-simbol belaka, melainkan harus diwujudkan dalam bentuk amal nyata.
Perasaan, pikiran dan tingkah lakunya harus memiliki warna (sibghah)
Islam dengan landasan syariat yang benar.
Islam menurut kaum intelektual Barat
Berbagai kalangan intelektual Barat kini
mulai membuka diri dan berkata dengan jujur sesuai dengan kompetensi mereka
sebagai ilmuan yang objektif. Begitu banyak kaum intelektual yang meyakini
(berdasarkan kajian ilmiah) bahwa Islam akan menjadi solusi atas berbagai
persoalan dunia yang tidak dapat diselesaikan oleh Barat saat ini.
Oleh
karena itu tampilnya Islam sebagai sistem yang diyakini akan menjadi solusi
atas masalah dunia dan peradaban manusia, saat ini bukan sekedar cita-cita kaum
pergerakan Islam atau sekedar wacana keilmuan di meja-meja diskusi. Keyakinan bahwa
Islam akan menjadi solusi masalah dunia sudah menjadi trend realitas kaumintelektual yang secara
jernih berpikir untuk memberikan tindakan penyelamatan kepada manusia secara
umum. Karena walaupun Barat begitu perkasa dan modern, tetapi meminjam istilah
Adian Husain “Barat yang begitu menyilaukan mata dan begitu gemerlap,
sejatinya menyimpan potensi ancaman yang begitu dahsyat bagi umat manusia”
Rekaman pendapat kaum intelektual dan
politisi bernurani di Barat dengan bagus dipaparkan oleh Syaikh Ali Ahmad
Al-Jarjawi dalam bukunya Indahnya Syariah Islam (terj).
Berikut ini beberapa petikan pendapat kaum
intelektual dan politisi Barat bernurani tersebut. “Saya yakin bahwa agama
Islam adalah agama pencerahan akal dan saya juga yakin bahwa orang yang berpandangan
tajam akan menemukan keistimewaan dalam Islam yang membuat mereka semakin
kagum. Agama Islam cepat atau lambat, akan menjadi agama orang-orang kelas atas
di dunia ini.” (DR. Germanius, seorang orientalis dari Hongaria). “Betapa
gembiranya saya ketika ada pembuktian ilmiah yang menyatakan bahwa penelitian
ilmiah yang benar dan tepat dapat memperkuat keberpihakan yang bersifat fitrah.
Maka loyalitas saya terhadap Islam adalah dengan motivasi alamiah dan didukung
oleh kajian yang ilmiah. Dengan demikian, jadilah saya seorang Muslim dari
berbagai aspek, dari aspek agama, emosional, dan sebagai penduduk yang Muslim.” (DR Sosae, guru besar filsafat di
Universitas-Universitas AS dan berkebangsaan Israel). “Seadainya manusia
sadar akan kebenaran, mereka akan mengetahui
bahwa agama Islam adalah solusi tunggal bagi problematika sosial. Agama
Islamlah yang memberi keleluasaan bagi orang kaya dan miskin, bagi orang kuat
dan lemah menjadi komunitas yang menjalin kebersamaan.” (Archer Hamilton).
Eropa menjadi saksi keemasan Islam
Sebagian ilmuan Eropa menyatakan bahwa
gelombang renaisans Eropa akibat pengaruh dari Itali, padahal sesungguhnya
gelombang kebangkitan Eropa adalah pengaruh dari negeri-negeri Muslim di
Spanyol. Melalui Andalusia dan Cordova, peradaban Islam yang mengalami masa
keemasannya telah menerangi Eropa yang saat itu sedang mengalami kegelapan,
kebodohan, dan perbudakan.
Tentang
kebangkitan Eropa ditegaskan oleh seorang penulis Spanyol, Plasco Abianz,
sebagaimana dikutip oleh Dr.Lathifah Ibrahim Khadhar dalam buku Ketika Barat
Memfitnah Islam (terj): “...Kebangkitan Eropa tidak datang dari utara,
tetapi dari selatan bersama Muslimin yang datang melakukan futuhat terhadap
Andalusia. Mereka datang sambil membawa peradaban dan kemajuan serta memasukkan
budaya yang masih muda, segar, dan energik. Kebudayaan ini berkembang dan maju
dengan cepat serta menakjubkan. Mereka seperti langsung menang ketika terlahir
di Andalusia. Peradaban ini berdiri
karena adanya iklim kebebasan yang diberikan
Islam bagi akal manusia untuk
mengkaji dan meneliti demi kepentingan ilmu pengetahuan, tanpa membelenggunya
dangan berbagai belengu, seperti yang dilakukan oleh gereja terhadap akal
Eropa.”
Frase
kebangkitan Islam merupakan sebuah frase yang sangat memotivasi kalangan Muslim
untuk segera bangkit dan sebaliknya frase ini ‘kelihatannya’ sangat menakutkan
penguasa Barat atau penguasa dan aktivis yang kebarat-baratan. Frase ini terus
hidup dan terwariskan dari masa ke masa dikalangan aktivis gerakan Islam dan
sekaligus menjadi ‘suluh’ pembakar semangat mereka. Dipihak lain segala
upaya dilakukan oleh Barat untuk
menutup setiap celah yang digunakan sebagai salurannya.
Dengan demikian bahwa ‘gerilya’ sejarah Islam akan
terus memasuki pusat-pusat peradaban dan akan tampil mengantikan sistem
peradaban manusia modern dengan cara yang alami, ilmiah, dan elegan. Dunia
segera akan bermesraan dengan Islam sehingga akan lahir peradaban yang tinggi.
Maka membela Islam takkan pernah basi!